Laman

Bemula Dari Niat


Seorang pengembara datang ke sebuah kampung yang sedang membangun sebuah gedung. Di sana ada dua orang yang sedang mengangkut batu. Jaraknya cukup jauh dan matahari memang sedang terik-teriknya. Anehnya, kedua orang pengangkut batu itu memiliki ekspresi wajah yang berbeda. Yang satu cemberut dan terlihat terus-menerus mengeluh. Yang satu lagi, terlihat bahagia.

Si Pengembara ini bertanya kepada si Pencemberut. “Apa yang sedang kamu kerjakan, Sahabatku ?” orang ini mendelik sebentar dan menjawab sambil lalu, “Banyak tanya, sudah tahu sedang mengangkut batu. Lihatlah betapa banyak batu yang harus aku pindahkan ke bangunan itu!”

Pada orang kedua, si Pengembara mendapatkan jawaban yang berbeda, “Batu-batu ini akan menjadi masjid yang megah. Di sana kami bisa berkumpul bersama, sesuatu yang sangat kami inginkan. Kelak, batu-batu ini akan menjelma menjadi kebahagiaan kami semua, dan Alloh akan disebut dangan mesra berkat batu-batu ini.”


*Itulah gambaran niat. Keduanya memaknai pekerjaan, apa pekerjaannya, apa tujuan, dan bagaimana diri terlibat dangan pekerjaannya secara berbeda-beda.
Niat menentukan bagaimana kita bisa terus berbahagia melalui sejumlah kesusahan atau justru terus-menerus mengeluh padahal sebentar lagi mendapat kebahagiaan.
Niat orang yang kedua itulah yang harus selalu di hadirkan dalam diri kita. Yang kita butuhkan adalah niat yang kedua. Niat jenis itu dapat menarik unsur-unsur, kejadian-kejadian, situasi-situasi, keadaan-keadaan, hubungan-hubungan yang diperlukan untuk memenuhi hasil yang di niatkan.
Denagn kata lain niat dapat berarti kegiatan melenturkan diri menuju suatu target.

Dikirim oleh : Icuk Fivatin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar